Kemajuan
serta informasi semakin hari semakin canggih dan terus meningkat
eksistensinya dalam berbagai sendi kehidupan masyarakat. Teknologi
tersebut menawarkan kemudahan-kemudahan dalam membantu masyarakatnya
dalam mencari informasi. Namun saat ini baru beberapa beberapa kalangan
saja telah mampu memberdayakannya seperti kalangan pelajar, pebisnis
muda, para karyawan, entrepreneur atau ibu rumah tangga modern. Diluar
dari kalangan tersebut, profesi yang masih bersifat konvensional seperti
petani generasi tua mungkin menjadi profesi yang belum sempat mencicipi
kecanggihan teknologi dan perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi.
Padahal
sebagai salah satu ujung tombak keberhasilan pangan Indonesia, profesi
petani juga membutuhkan kegiatan berbagi informasi dan berita terbaru
mengenai media komunikasi yang praktis untuk digunakan. Oleh karena itu
akhir-akhir ini mulai muncul aplikasi berbasis mobile yang diharapkan
dapat membantu meningkatkan kesejahteraan petani dan memangkas rantai
distribusi hasil produksi dari petani kepada konsumen. Selain itu banyak
permasalahan petani yang dapat diselesaikan dengan penggunaan teknologi
mobile, Hal ini tentu dapat mendorong petani Indonesia untuk Go Digital
Dengan adanya pengembangan teknologi dan aplikasi mobile yang mudah
diakses saat ini, petani saat ini bisa berevolusi dan lebih pintar
mengembangkan pertanian. Para petani dapat menggunakan teknologi ini
sebagai tolak ukur pengetahuan tentang informasi pertanian, dimulai dari
cara mengatasi macam-macam penyakit pada tanaman maupun untuk
mengetahui tata cara tanam yang baik dan benar, sehingga dengan adanya
informasi tersebut menjadi panduan atau pegangan bagi para petani yang
bertujuan sebagai cara meningkatkan hasil produktivitasnya.
Selain itu teknologi ini juga bisa digunakan bagi penyuluh untuk
mendapatkan informasi mengenai pertanian sekaligus membaginya kepada
masyarakat secara luas, dengan begitu para petani mendapat informasi
tambahan mengenai informasi seputar pertanian yang belum mereka ketahui
sebelumnya.
Berikut ini adalah 7 aplikasi yang dapat membantu petani di Indonesia.
Rice Doctor
Rice Doctor adalah aplikasi yang dikembangkan oleh Internasional Rice
Research Institute (IRRI) yang berpusat di Los, Filipina. Aplikasi Rice
Doctor ini dapat diakses online menggunakan jaringan internet melalui
www.knowledgebank.irri.org,
atau dengan mengunduh aplikasi gratisnya untuk pengguna smart phone OS
android di play store dan kemudian dapat digunakan dalam kondisi offline
(tanpa jaringan internet).
Aplikasi
Rice Doctor ini berisi hampir 100 permasalahan pada tanaman padi yang
umumnya terjadi di lapangan, seperti efisiensi/kekurangan unsur hara
makro dan mikro, serangan hama dan penyakit, keracunan unsur Al dan Fe,
faktor lingkungan, faktor genetik, dan permasalahan-permasalahan
lainnya. Aplikasi ini dilengkapi dengan gambar-gambar untuk setiap
permasalahan, sehingga dapat dicocokkan dengan permasalahan yang terjadi
langsung di lapangan. Selain itu, aplikasi ini juga dilengkapi dengan
pengertian, penyebab, waktu terjadi, dan solusi permasalahan yang
terjadi. Saat
ini aplikasi Rice Doctor hanya tersedia dalam versi bahasa inggris
namun ke depan aplikasi ini diharapkan dapat berkembang dengan berbagai
bahasa sehingga memudahkan petani dalam menggunakan aplikasi ini.
Mata Daun
Aplikasi petani ciptaan anak negeri ini bernama Mata Daun. Aplikasi ini
mempunyai tujuan agar para petani dapat menghitung jumlah pupuk yang
dibutuhkan untuk setiap masing-masing jenis tanaman dengan mudah dan
praktis. Dengan aplikasi ini para petani bisa menghitung jumlah pupuk
yang dibutuhkan tanaman seperti padi dan kedelai hanya dengan memfoto
daunnya. Cara kerjanya adalah dengan memanfaatkan kamera gadget aplikasi
untuk mendeteksi warna-warna daun dan mengukur kadar klorofil dan
nitrogen dalam daun tersebut.
Cara penggunaan dari aplikasi ini cukup mudah, yaitu cukup memotret daun
tanaman yang akan dihitung jumlah pupuk yang dibutuhkan dari tanaman
tersebut dan hasil akan terlihat di layar ponsel. Aplikasi ini dapat
sangat membantu petani. Aplikasi Mata Daun telah diuji dan memiliki
ketepatan 80 persen dibandingkan alat buatan Jepang yang harganya bisa
mencapai Rp 20 juta. Aplikasi Mata-Daun bisa berjalan di sistem operasi
Android minimal versi 4.0 dan dengan prosesor minimal 1GB serta ROM 2GB
dan kamera 5MP.
Petani
Aplikasi yang di beri nama “Petani” ini dikembangkan oleh 8Villages
dengan tujuan untuk memudahkan pertukaran informas antara pakar
pertanian dan petani ketika petani mengalami kesulitan dalam budidaya
tanaman. Melalui aplikasi ini petani bisa mengirimkan foto kondisi
tanaman dan detailnya ke aplikasi, kemudian pakar akan menjawab
permasalahan tersebut. Aplikasi ini juga seperti forum online untuk
komunikasi antara petani lainnya dalam berbagai pengalaman dan sharing
informasi. Selain itu aplikasi dapat digunakan pengguna untuk memberikan
informasi hasil panen beserta harga dan menjual ke pembeli tanpa
perantara.
Aplikasi Petani bisa berjalan di sistem Android minimal versi 2.2 dan
ukuran filenya hanya 5.5MB. Aplikasi ini bisa di unduh melalui Play
Store.
TaniHub
Aplikasi yang berbasis Android ini muncul saat ajang Startup Weekend
pada tahun 2015. TaniHub bertujuan ingin memberikan keadilan bagi petani
agar bebas dari perantara atau tengkulak yang bermain harga dan menekan
mereka. Untuk itulah TaniHub dibuat agar pengguna bisa mendapatkan
hasil dari petani secara langsung dengan produk segar, harga adil, dapat
dipesan dengan cepat dan mudah.
LimaKilo
LimaKilo hadir saat kompetisi yang diadakan oleh Code4Nation bertajuk
Hackathon Merdeka yang kemudian mendapatkan gelar juara pertama. Mirip
dengan TaniHub, layanan ini berusaha menghilangkan peran tengkulak dalam
distribusi bahan pangan. Dengan layanan Limakilo, petani bisa langsung
terhubung dengan konsumen yang ingin membeli hasil panen mereka.
LimaKilo ingin menghubungkan petani secara langsung dengan konsumen baik
pembelian besar maupun kecil. Sistem transaksi pun terbuka sehingga
dapat menguntungkan kedua belah pihak hingga mendapatkan harga yang
optimal daripada menggunakan jalur distribusi yang panjang. Aplikasi ini
menawarkan fitur toko online komoditas pangan dengan harga dari petani
yang stabil. Pengguna dapat melakukan pre-order hasil dari petani, juga
bisa melakukan bidding alias penawaran.
Pantau Harga
Sama dengan LimaKilo, aplikasi Pantau Harga juga lahir dari event
Hackathon Merdeka sebagai juara ketiga. Dengan aplikasi ini, pengguna
dapat mengetahui informasi berupa harga resmi pangan di pasar. Sehingga
pengguna dapat melakukan transaksi dengan petani secara langsung dan
transparan karena disediakan informasi petani melalui aplikasi. Fitur
utama aplikasi adalah Cek Harga, Kirim Harga dan Jual Komoditas.
Nurbaya Initiative
Merupakan layanan untuk membantu petani atau UKM untuk menjual produk
melalui platform yang disediakan. Platform tersebut adalah toko online
yang dibuatkan tim Nurbaya Initiatives, dibantu juga promosinya. Jika
ada pesanan yang masuk, petani hanya menyiapkan produk dan kirimkan
melalui partner logistik-nya Nurbaya Initiatives. Setelah pesanan sampai
ke pembeli, maka petani akan mendapatkan uang pembayaran.
Kehadiran aplikasi ini tentu menyadarkan kita bahwa pelatihan dan
edukasi teknologi tak hanya dibutuhkan oleh masyarakat modern dari
kalangan profesi yang akrab dengan teknologi. Karena mengedukasi profesi
konvesional seperti petani atau pebisnis mikro lainnya juga dapat
membantu memajukan taraf hidup masyarakat kelas menengah ke bawah dan
membawa peningkatan taraf ekonomi di suatu negara. Pembangunan dan
sektor edukasi yang merata akan membuat negara kita jadi lebih modern,
semakin berkembang dan maju.
sumber : www.agronomers.com